Powered By Blogger

Jumat, Januari 21, 2011

Persisam 1 Persib 0
Hujatan Terhadap Wasit Jadi Trending Topic
Kamis, 20 Januari 2011 | 18:34 WIB

BANDUNG, TRIBUN - Sesaat setelah pertandingan antara Persisam Putra Samarinda dan Persib berakhir, hujatan terhadap wasit yang memimpin pertandingan menjadi trending topic di twitter. Mereka menghujat Suharto yang menjadi pengadil di pertandingan tersebut.
Di pertandingan yang diselenggarakan di Stadion Segiri, Kamis (20/1),  Persib kalah 0-1 dari tuan rumah. Gol tuan rumah dicetak pada  menit ke-84 oleh penyerang asingnya Pavel Solomin. Pavel menyontek bola hasil operan dari Tsimi yang menusuk sisi kiri pertahanan Persib.
Dalam pertandingan sore tadi, Persib harus bermain dengan 10 orang sejak menit 75 setelah Cristian "El Loco" Gonzales diberi kartu merah. Belum jelas mengapa penyerang timnas Indonesia ini langsung menerima kartu merah dari Suharto.
Kamis, 20/01/2011 06:36 WIB
Gayus Berani Curhat karena Merasa 'Bebas' dari Polisi 
Lia Harahap - detikNews






Menurut psikolog forensik Universitas Bina Nusantara Jakarta, Reza Indragiri Amriel, kemungkinan besar Gayus berani bernyanyi lantang karena merasa dirinya telah 'bebas'. Bukan bebas menghirup udara segar, melainkan karena dia tidak lagi di bawah pengawasan ketat polisi seperti saat menjadi tahanan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok.

"Dulukan dia saat di Mako Brimob di bawah pengawasan ketat kepolisian yang memungkin berkomunikasi dengan Satgas (Pemberantasan Mafia Hukum), yang membuat dia sulit 'bernyayi'. Selain itu juga kalau mendapatkan akses informasi di tempat itu kan juga susah," kata Reza saat berbincang dengan detikcom, Kamis (20/1/2011).

Reza melihat perubahan mantan pegawai Ditjen Pajak tersebut sejak dipindahkan ke LP Cipinang. Dikatakan dia, tanpa pengawalan ketat polisi dipastikan Gayus akan lebih lantang berbicara.

"Dulu (saat di Mako Brimob) Gayus sering mengaitkan ke publik kasusnya ini ada hubungan dengan tokoh politik tertentu, tapi belakangan ketika dia di pindah ke Cipinang, di luar pengawasan polisi di justru bernyanyi lebih banyak. Karena secara psikologis seorang kriminal akan lebih terbuka setelah lepas dari pengawasan ketat polisi," jelasnya.

Gayus memang dianggap pembohong karena suka menyampaikan pernyatan yang berubah-ubah. Namun, untuk curhatannya yang kali ini tidak ada salahnya untuk dipercaya.

"Bisa saja nyanyian Gayus yang kemarin (usai persidangan) adalah fakta yang sesungguhnya. Harusnya, dengan dikeluarkannya Gayus dari tahanan Mako Brimob, menjadi alasan untuk mempercepat mengusut masalah ini," kata Reza.

Reza juga menjelaskan, sikap kuasa hukum Gayus, Adnan Buyung Nasution yang tenang menanggapi pengakuan Gayus kemarin bisa menjadi bukti kalau kali Gayus tak sedang bersandiwara. Institusi penegak hukum harus bergerak untuk mengkroscek kebenarannya.

"Sebelumnya Gayuskan pernah membohongi Buyung soal plesiran, dan saat itu dia marah besar, tapi saat konpers kemarin sikap Buyung menunjukkan Gayus nggak bohong, Buyung tidak menunjukkan kegusaran dan kemarahan. Jadi kita pantas menaruh harapan apa yang sesungguhnya terjadi dalam kasus ini dengan pengakuan itu," imbuhnya.

Reza menyarankan agar tahanan yang bermasalah dengan institusi penegak hukum ada baiknya tidak lagi di tahan di Mako Brimob. Sebab, kondisi yang ketat justru membuat tahanan cenderung bermain aman.

"Saya heran kenapa kasus besar yang berhubungan dengan institusi hukum secara sengaja atau tidak ditahan di Mako Brimbo, kenapa nggak dimasukkan ke Cipinang saja biar mereka lebih bebas bernyanyi. Saya sarankan tahanan atau terdakwa seperti ini, tidak berlama-lama di rutan yang masih dalam pengawasan polisi, toh tetap bisa disogokkan," tandasnya.

Share |
Masih Saja, Penulis Testimoni Gayus Tambunan Dipertanyakan
Jum'at, 21 Januari 2011 , 15:43:00 WIB
Laporan: Widya Victoria

GAYUS TAMBUNAN/IST
  
RMOL. Testimoni mafia pajak Gayus Tambunan tentang Satgas Pemberantasan Mafia Hukum usai persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dinilai sebagai pengalihan isu semata.

Demikian disampaikan Ketua DPR, Marzuki Alie, kepada wartawan di Gedung DPR/MPR Jakarta (Jumat, 21/1).

"Yang perlu dilihat surat yang dia baca. Siapa yang konsep dan siapa yang ngetik? Dia kan dipenjara. Siapa yang membuatnya? Pertama, yang harus dicermati dimana diketik surat itu? Yang kedua, kalau peristiwa itu terjadi sebaiknya dia cerita, tanpa harus membacanya," kata Marzuki.

Menurut Marzuki, kalau pernyataan Gayus tersebut natural dari dalam hatinya, seharusnya Gayus mengungkapkannya tanpa harus membacanya. Namun demikian, Marzuki Alie mengakui kecerdasan Gayus Tambunan.

"Anak ini cerdas lho, kalau dia didik benar, berguna untuk rakyat. Tapi sayangnya dia masuk dalam lingkaran korup sejak awal sehingga dia dimanfaatkan lingkungan korup tersebut. Saya kira IQ-nya diatas 130," Marzuki.
Sebelumnya, disebutkan kuasa hukum Gayus Tambunan, Pia Akbar Nasution, menyatakan bahwa Gayus menulis sendiri testimoninya. Gayus sempat menawarkan kepada tim pengacara, saat akan pembacaan vonisnya, untuk membaca isi hatinya. Namun tim pengacara menolaknya, agar Gayus bebas Gayus menumpahkan semua keluhannya.[yan]